Minggu, 24 Januari 2016

Matador

Matador, secara harafiah berarti pembunuh, adalah seorang torero yang sangat ahli di dalam pertarungan melawan banteng. Torero adalah pelaku utama dalam pertunjukan pertarungan manusia melawan banteng di Spanyol dan negara-negara berbahasa Spanyol lainnya. Dalam pertarungan ini, seorang torero berperan mempermainkan dan pada akhirnya membunuh banteng tersebut. Torero disebut sebagai toreador dalam bahasa Inggris, tapi istilah ini hampir tidak pernah dipakai di Spanyol maupun Amerika Latin.

Hanya seorang torero yang sangat ahli yang dapat naik tingkat sebagai seorang matador dalam sebuah pertarungan melawan banteng yang disebut alternativa. Dalam pertarungan alternativa ini, seorang Novillero (petarung banteng junior) dapat melakukan pertunjukan di depan penonton dan diperkenalkan sebagai matador de toros.

Salah satu matador yang paling terkenal sepanjang masa adalah Juan Belmonte, yang teknik-tekniknya merevolusi pertarungan itu dan kemudian menjadi standar dalam penilaian matador hari-hari ini. Seorang matador yang paling sukses akan diperlakukan seperti seorang bintang, dengan pendapatan yang berlimpah, memiliki banyak penggemar, dan sering digosipkan oleh tabloid. Namun demikian, pada saat ini profesi matador tidak mendapatkan pendapatan sebesar pendahulunya pada tahun 1960-an. Media masa juga kebanyakan meliput hanya sedikit matador yang dikenal sebagai "mediaticos" yang tidak termasuk petarung-petarung top Spanyol. Dengan sifat pertarungan yang berbahaya itu, lebih dari 40 orang matador telah terbunuh di gelanggang pertarungan. Salah satu petarung paling terkenal dalam sejarah, Manolete, tewas dalam pertarungan pada tahun 1947.

Mengenal Polo air

Polo air adalah olahraga air beregu, yang dapat dianggap sebagai kombinasi renang, gulat, sepak bola dan bola basket. Satu tim bertanding terdiri dari dari enam pemain dan satu kiper. Tujuan permainan menyerupai sepak bola, yaitu untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya, satu gol dihitung satu poin.
Olah raga Polo air merupakan cabang olahraga yang sudah cukup lama dipertandingkan di Indonesia, bahkan cabang olahraga ini sudah dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional Pertama (PON-I) diselenggarakan, hingga pertandingan multi-event regional, nasional maupun internasional (Sea Games, Asian Games, Olympic Games & World Championships) sampai saat ini.
Setiap regu polo air terdiri dari 13 atlet yang terdiri dari 2 penjaga gawang dan 11 pemain. Setiap regu yang akan bertanding diwajibkan memakai uniform (training/kaos), celana renang seragam, topi polo air yang bernomor (1 s/d 13) yang dibedakan berwarna putih atau biru dan penjaga gawang nomor 1 dan 13 dibedakan dengan topi warna merah. (Jika regu yang bertanding memiliki topi dengan warna tersendiri harus membawa 2 set (1 set diberikan kepada sekretariat pertandingan, diperlukan jika salah satu pemain dari regu tersebut kehilangan topinya pada saat bertanding). Setiap regu polo air menurunkan 6 pemain dengan 1 penjaga gawang, total 7 orang pemain di setiap pertandingan dan 6 orang cadangan yang harus duduk dibangku cadangan di dalam lapangan pertandingan, dengan 1 orang manager, 1 orang kepala pelatih dan 1 orang asisten pelatih. Hanya kepala pelatih yang dapat berdiri dan berjalan sampai batas 5 meter dari bangku cadangan untuk memberikan instruksi kepada regunya pada saat posisi regu tesebut melakukan penyerangan. Jika regu tersebut dalam posisi bertahan kepala pelatih hanya boleh memberikan instruksi dalam posisi duduk.
Setiap pertandingan resmi memakai standar peraturan International (FINA), pertandingan dipimpin 2 (Dua) orang wasit & dibantu oleh 2 orang hakim garis (Goal Judge). Lama pertandingan adalah 8 menit (Bersih) x 4 babak. Jeda istirahat setiap babak 1 & 2 serta 3 & 4 adalah 2 menit sedangkan jeda istirahat untuk babak 2 ke babak 3 adalah 5 menit. Jika skor akhir dari babak 4 seri, akan dilanjutkan 2 babak tambahan (2 x 8 menit) untuk menentukan pemenang, jika masih terjadi seri, pertandingan akan dilanjutkan dengan 5 (lima) bola tembakan penalti untuk setiap regu. Tembakan Pinalti diwakilkan oleh 5 orang pemain dari setiap regu, yang telah ditentukan secara berurutan dan tercatat disekretariat pertandingan serta diatur untuk berdiri di kedua sisi pinggir kolam renang untuk membedakan setiap regunya. Titik tembakan pinalti diambil 5 meter dari posisi gawang yang dilakukan secara bergantian dengan aba aba dari wasit yang memimpin tembakan pinalti.
Di Indonesia, polo air sudah dikenal semenjak tahun 1908 dan berkembang di era tahun 1950 s/d 1960-an, di era ini perkembangan olahraga polo air Indonesia berkembang dengan baik sehingga cukup diperhitungkan di tingkat Asia bahkan di dunia. Tim polo air Indonesia banyak mengikuti event internasional seperti GANEFO, Kejuaraan Asia & tidak pernah absen mengikuti Asian Games tahun 1954. 1958, 1962. 1966 dan terakhir Asian Games pada tahun 1970. Bahkan prestasi tim polo air Indonesia dapat dinilai sangat baik. Memasuki tahun 1980 sampai dengan 1999 olahraga ini tidak berkembang dengan baik, Indonesia hanya mengirimkan tim polo air sebatas keikut sertaan di Sea Games. (Tabel Hasil Sea Games & Kejuaraan Asia, Asian Games dapat dilihat dibawah ini)
Baru memasuki era tahun 2000, terdapat 9 propinsi yang telah melakukan pembinaan cabang olahraga polo air, seperti propinsi Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah & DKI Jakarta. Cabang olahraga inipun mengalami banyak perubahan di dalam peraturan & berkembang sangat pesat di dunia. Indonesia yang tadinya cukup diperhitungkan di negara Asia hanya ikut berpartisipasi di Sea Games.
Pada Tahun 2005, PB.PRSI [(Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia)]mengupayakan untuk memajukan kembali cabang olahraga ini, dengan diadakan Pertandingan PRA Liga Polo Air tahun 2005, Liga Polo Air I tahun 2006, Terbentuknya team Polo Air Putri di Jakarta, diikuti dengan Sumatera barat, jawa barat dan jawa Timur yang kemudian terselenggaranya Kejuaraan Nasional Polo Air Putri, Kejuaraan internasional Betawi Cup 2005 serta Liga Polo Air II tahun 2007, Liga Polo Air III 2008 dan Liga Polo Air 2009.
Dengan dimulainya pertandingan Liga Polo Air Indonesia dinilai sangat berhasil karena membawa angin segar untuk cabang olahraga ini, apalagi dengan diperbolehkan pemain asing untuk turut serta bermain mewakili daerah propinsi masing masing, contohnya Peng-da PRSI DKI Jakarta pernah mengontrak 3 pemain asal negara China, diikuti Peng-da Sumatera Selatan menggunakan pemain dari Kazakhstan.
Dengan tetap diadakan Liga polo air Indonesia secara konsisten, iklim kompetisi menjadi lebih semarak, melibatkan banyak sponsor dan pemain asing. Ini memberikan dampak yang sangat positif dan memberikan suasana pertandingan yang lebih baik dan kompetitif serta dapat dijadikan pemilihan atlet terbaik untuk pembentukan tim nasional polo air Indonesia dengan diadakannya program promosi dan degradasi atlet terbaik untuk tim nasional. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang semua pihak baik pemerintah, induk organisasi, pemerhati olahraga aquatics Indonesia, komunitas olahraga Polo Air (Jakarta Waterpolo Community) dapat bahu membahu untuk memajukan perkembangan olahraga polo air di Indonesia.
Tempat Pelatihan Polo Air Dapat ditemui di beberapa kota di Indonesia seperti : - Kota Jakarta (Kolam renang Senayan,Gelora Bung Karno Senin-Sabtu jam 18.00-21.00) - Kota Padang, Sumatera Barat - Kota Bandung, Jawa Barat - Kota Palembang & Musi Banyuasin - Sekayu, Sumatera Selatan - Kota Jambi - Kota Surabaya, Jawa Timur - Kota Makasar, Sulawesi Selatan - Kota Medan, Sumatera Utara (K.R. Selayang).

Tips dan Persiapan Olahraga Mendaki Gunung (Naik Gunung)

Mendaki gunung merupakan olahraga dan hobi yang sangat memerlukan kesiapan mental , fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan. Oleh karenanya butuh persiapan yang matang untuk bisa mencapai puncak gunung dan tiba kembali di bawah dengan selamat.
Untuk perencanaan pendakian perlu dipersiapkan kemampuan untuk mengenali medan dan kemampuan fisik, perhatikan juga rute yang ditempuh secermat mungkin.

Perhatikan faktor cuaca dan juga mengenal jarak tempuh serta waktu yang di butuhkan untuk pendakian sampai puncak dan kembalinya.

Sedangkan peralatan dasar yang perlu dibawa adalah

- Perlengkapan jalan : sepatu , kaoskaki , celana , ikat pinggang , baju , topi , jas hujan dll
- Perlengkapan tidur : sleeping bag , tenda dome , matras dll
- Perlengkapan masak dan makan: kompor , sendok , makanan , korek dll
- Perlengkapan pribadi : jarum , benang , obat pribadi , sikat , toilet paper dll
Ransel / carrier
- Untuk perlengkapan pembantu selama perjalanan adalah
Kompas , senter , pisau pinggang , golok tebas , P3K, Peta , busur drajat ,pengaris , pensil dll
- Alat komunikasi (Handy talky) , survival kit ,GPS kalo ada dan jam tangan

Semua barang di susun menurut prioritas dan kebutuhannya:
- Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya
- Masukkan dalam kantong plastik
- Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada tas atau bagian yang paling dalam
- Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil
- Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung
- Buat Checklist barang barang tersebut.

Lompat jauh


Lompat Jauh
Secara umum, gerakan melompat dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu lompat jauh dan lompat tinggi. Kedua jenis Lompatan ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki tolakan.

Lompat jauh merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu : Lompat Jauh gaya Jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya jalan di udara (walking in the air). Gaya-gaya lompat jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang di udara. Oleh karena itu teknik lompat jauh sering disebut juga gaya lompat jauh.

Perlu diketahui bahwa yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga gaya tersebut sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai awalan, tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada prinsipnya sama.

Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.
Teknik Lompat Jauh.

a.    Awalan
Awalan adalah suatu gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya yang dilakukan untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan. Dapat juga dikatakan, awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan tolakan
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan adalah :
    Jarak awalan tergantung dari kemampuan masing-masing atlet bagi pelompat dalam jerak pendek sudah mampu mencapai kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat / pendek saja (sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet lain yang jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi pemulasudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
    Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet.
    Cara pengambilan awalan mulai pelan, kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang bertumpu / menolak.
    Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take off) gerakan lari dilepas begitu saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya. Pada 3-4 langkah terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada papan / balok tumpu.
Cara mengambil awalan dalam Lompat Jauh antara lain dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
    Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri (tempat/tanda pada waktu akan melakukan awalan) ke papan tolakan sampai tempat pada papan tolakan diukur jaraknya.
    Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri ke papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat baru diukur.
    Si pelompat mencoba  beberapa kali melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri ke papan tolakan dari papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran untuk mengambil awalan dengan tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadi kegagalan melakukan tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda yaitu tanda I dan II.

b.    Tolakan
Tolakan adalah perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertical yang dilakukan dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udaraDalam melompat jauh, biasanya kita melakukan tolakan terkuat dengan kaki, dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan ke depan ke arah atas.

Jika si pelompat dapat menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan membawa seluruh tubuh ke atas ke arah  depan melayang di udara. Jadi si pelompat dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan waktu lama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tolakan diantaranya :

    Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat. Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki.
    Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang
    Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan
    Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan ke depan atas.
    Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk.


c. Sikap Badan di Udara
Cara melakukannya sebagai berikut :
    Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke depan ke arah atas.
    Saat badan melayang di udara, kaki diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul didorong ke depan, kapala ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah belakang.
    Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke depan, badan dibungkukkan dan kepala ditundukkan siap untuk mendarat.

d.    Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu diperhatikan  adalah sebagai berikut :
    Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan yang tidak perlu dapat dihindari
    Untuk menghindari rasa sakit atau cedera pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki sejajar dan tumit terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit
    Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki harus benar-benar diluruskan/dijulurkan ke depan. Usahakan agar jarak antara     kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena semakin lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya lompatan
    Untuk menghindari agar tidak jauh duduk pada pantat, maka setelah tumit berpijak di pasir, kedua lutut segera ditekuk dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
    Setelah melakukan pendaratan jangan keluar atau kembali ke tempat awalan melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan tumpuan

Faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh
Faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh adalah:
    Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas
    Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan
    Daya ledak adalah kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat lepas dari balok tumpu
    Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan
    Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar
    Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik.


Faktor non teknis juga dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain :

    Motivasi dari orang tua
    Guru dan pelatih yang propesional
    Adanya dana yang cukup
    Lingkungan yang baik
    Organisasi yang baik
    Dukungan masyarakat

Skateboard


Sebuah skateboard biasanya papan kayu lapis yang dirancang khusus dikombinasikan dengan lapisan polyurethane yang digunakan untuk membuat slide halus dan daya tahan kuat, digunakan terutama untuk kegiatan skateboarding. Yang skateboards pertama untuk mencapai pemberitahuan publik keluar dari menggila surfing awal 1960-an, yang dikembangkan untuk membantu praktek peselancar saat gelombang itu tidak menguntungkan. Prototipe pertama papan kayu sederhana dengan main sepatu roda roda terpasang, dan praktek itu kadang-kadang disebut sebagai "trotoar berselancar." Kelompok berselancar Jan dan Dean bahkan memiliki hit kecil yang disebut "Trotoar Surfing" pada tahun 1964. Pada pertengahan 1980-an-skateboard yang diproduksi massal dan dijual di seluruh Amerika Serikat.

Sebuah skateboard didorong dengan mendorong dengan satu kaki, sementara tetap lainnya di papan tulis, atau dengan memompa kaki seseorang dalam struktur seperti kolam renang atau setengah pipa. Skateboard A juga dapat digunakan hanya dengan berdiri di dek sementara pada kemiringan ke bawah dan membiarkan gravitasi untuk mendorong papan dan pengendara. Jika pengendara posisi kaki kanan mereka ke depan, ia / dia berkata naik "konyol", jika pengendara posisi kaki kiri mereka maju, ia / dia berkata naik "biasa." Jika pengendara biasanya biasa tapi memilih untuk naik konyol, ia / dia dikatakan naik "switch," dan sebaliknya. Skater Sebuah biasanya lebih nyaman mengayuh dengan kaki belakang mereka; memilih untuk pedal dengan kaki depan sering disebut sebagai berkuda "Mongo."

Baru-baru ini, skateboard listrik juga muncul. Ini tidak lagi memerlukan mendorong skateboard dengan menggunakan kaki, melainkan sebuah motor listrik mendorong papan, diberi makan oleh sebuah baterai listrik.

Tidak ada badan yang menyatakan semua peraturan tentang apa yang merupakan skateboard atau bagian dari yang dirakit. Secara historis, skateboard telah sesuai baik untuk tren kontemporer dan ke array yang pernah berkembang aksi yang dilakukan oleh pengendara / pengguna, yang memerlukan fungsionalitas tertentu dari papan. Tentu saja, bentuk papan sangat tergantung pada fungsinya yang diinginkan. Longboards adalah jenis skateboard dengan wheelbase lebih panjang dan lebih besar, roda lembut.
bagian

Deskripsi dari bagian-bagian skateboard berikut adalah yang paling umum di populer, bentuk modern skateboarding. Niche disiplin ada banyak dengan konstruksi eksotis atau alternatif dan desain yang berada di luar banyak deskripsi terdaftar. Bagian biasa untuk merancang skateboard lengkap adalah dek, truk, roda, bantalan, perangkat keras, dan griptape.

Deck
Kebanyakan deck dibangun dengan kayu laminasi silang-maple enam hingga tujuh-lapis. Beberapa dari mereka memiliki bahan khusus yang membantu untuk menjaga dek dari melanggar: seperti fiberglass, bambu, resin, Kevlar, serat karbon, aluminium, dan plastik. Beberapa deck terbuat dari ply maple yang dicelup untuk menciptakan berbagai lapis warna berbeda. Deck modern berbeda-beda dalam ukuran, namun sebagian besar 7-10,5 inci (17,78-26,67 cm) lebar. Deck lebih luas dapat digunakan untuk stabilitas yang lebih besar ketika transisi atau ramp skating. Skateboard deck biasanya antara 28 dan 33 inci (71,12 cm dan 83,82) panjang. Bagian bawah dek dapat dicetak dengan desain oleh produsen, kosong, atau dihiasi dengan cara lain. Pada awal tahun 2010 sebuah Gravitis Perusahaan Eropa memperkenalkan bentuk asimetris berpemilik, dengan tips kembar decentered untuk meningkatkan sikap pengendara.

Grip tape, bila diterapkan pada permukaan atas skateboard, memberikan pegangan kaki skater di dek. Hal ini paling sering hitam tetapi bisa datang dalam berbagai warna termasuk jelas, sehingga bagian atas dek yang akan dihias. Ini memiliki kembali perekat dan atasan seperti amplas.

Cabang Olahraga Terjun payung


Terjun payung adalah aktivitas yang melibatkan terjun dari sebuah pesawat terbang menggunakan parasut yang dapat dibentangkan.
Sejarah awal terjun payung tidak jelas. Diketahui Andre-Jacques Garnerin membuat lompatan parasut dari balon udara panas di tahun 1797. Pertandingan awal dapat dilacak pada tahun 1930-an, dan menjadi olahraga internasional pada tahun 1951.
Sekarang terjun payung dilakukan sebagai aktivitas rekreasional dan olahraga kompetitif.
Pada abad ke-15, Leonardo Da Vinci, pembuat lukisan Mona Lisa yang legendaris itu, pernah membuat sketsa yang menggambarkan perlengkapan untuk melakukan terjun payung. Tapi seperti banyak konsep yang pernah dibuatnya, rancangan konsep peralatan terjun payung itu pun belum pernah direalisasikannya menjadi kenyataan. Diduga parasut ini dirancang sebagai alat keselamatan saat terjadi musibah, misalnya kebakaran, pada bangunan tinggi. Karena sketsa itulah Leonardo Da Vinci bisa dianggap sebagai salah satu pionir dalam rancangan konsep parasut untuk terjun payung. Parasut yang dirancangnya itu berbentuk segitiga seperti yang tampak pada gambar. Ternyata akhirnya ada juga yang mencoba merealisasikan parasut yang dulu pernah dirancang oleh seniman yang sekaligus ilmuwan genius itu. Meskipun tentu saja parasut seperti itu tidak akan digunakan karena tidak sesuai dengan kebutuhan para SkyDiver jaman sekarang.

Konsep payung parasut Fausto VeranzioSatu abad setelah Leonardo Da Vinci merancang konsep parasut, seorang berkebangsaan Italia, Fausto Veranzio, telah merancang parasut yang berbeda dari konsep yang dibuat oleh Leonardo. Meskipun idenya masih bermula dari impian seniman besar tersebut. Konsep Fausto itu dituangkannya dalam buku tentang mekanika yang berjudul Machinae Nova. Buku yang diterbitkan pada tahun 1595 di Venesia ini memuat 40 sketsa beberapa rancangan mesin dan peralatan. Beberapa dari sketsa itu ada yang menggambarkan aksi manusia melakukan terjun payung dengan menggunakan parasut berbentuk segi empat. Dan pada tahun 1617, Fausto Veranzio berhasil mewujudkan parasut rancangannya itu dengan melakukan uji coba terjun payung dari sebuah menara di kota Venesia. Tapi beberapa literatur mengatakan bahwa sebenarnya Fausto tidak pernah mewujudkan konsep parasutnya itu menjadi sebuah kenyataan.

Parasut buatan Andre Jacques Garnerin, Bisnis Tiket PesawatUsaha-usaha yang dilakukan oleh Leonardo Davinci dan Fausto Veranzio untuk mengembangkan pembuatan parasut telah dilanjutkan orang lain. Berikutnya dilakukan oleh Andre Jacques Garnerin dari Perancis. Pria yang lahir pada tanggal 31 Januari 1769 ini banyak mempelajari bidang fisika sebelum bergabung dalam dinas milter Perancis. Selama beberapa tahun kemudian Garnerin tertarik pada balon berudara panas yang dikembangkan untuk tujuan militer. Selama menjadi tawanan perang di Hungaria, Garnerin mulai melakukan beberapa percobaan untuk mengembangkan parasut. Dia berhasil menyelesaikan rancangannya itu pada tahun 1797. Sebuah parasut berbentuk bundar dengan diameter 23 kaki.

Seperti konsep dari Leonardo dan Fausto, parasut buatan Garnerin ini juga masih dilengkapi dengan kerangka sehingga bentuknya masih mirip payung yang kita gunakan untuk melindungi diri dari terik matahari atau guyuran air hujan. Lalu pada tanggal 22 Oktober 1797 Garnerin menguji coba parasut buatannya itu dengan melompat dari sebuah balon udara yang melayang pada ketinggian 975 meter diatas kota Paris. Meskipun parasut tersebut gagal mengendalikan hempasan aerodinamik udara yang membuat peluncuran Garnerin sempat tidak terkendali, tapi akhirnya dia berhasil mendarat dengan selamat. Keberhasilan itu membuat Garnerin menjadi manusia pertama yang berhasil menggunakan parasut dengan melakukan lompatan dari sebuah benda terbang yang melayang di angkasa. Dan pada tahun 1799, istri Garnerin (Jeanne-Genevieve Garnerin) menjadi wanita pertama yang berhasil melakukan aksi terjun payung.

SkyDiving, Bisnis Tiket PesawatTerjun payung yang dilakukan oleh Garnerin masih menggunakan keranjang sebagai tempat duduk pengendara parasut. Parasutnya pun masih menggunakan kerangka sehingga disebut dengan istilah parasut kaku (Vented Parachute). Orang yang pertama kali berhasil membuat parasut tanpa kerangka yang selanjutnya dikenal sebagai parasut lemas (Limp Parachute) adalah Tom Baldwin dari Amerika pada tahun 1897. Dan pada tahun 1919, Leslie Irvin yang juga berasal dari Amerika yang pertama kali berhasil membuat parasut yang dapat dikendalikan.

Untuk selanjutnya terjun dari ketinggian di udara dengan menggunakan parasut banyak dilibatkan pada operasi militer. Setelah mengalami banyak hambatan, akhirnya pada tahun 1950 terjun payung diakui dunia sebagai salah satu cabang olah-raga yang juga menjadi sarana rekreasi. Sedangkan kejuaraan dunia olah-raga terjun payung yang pertama kali diadakan di Yugoslavia pada tahun 1951. Cabang olah-raga yang satu ini terus menyebar keseluruh dunia dan menjadi hobby yang sangat menantang. Parasut pun dikembangkan dengan spesifikasi dan fungsi yang makin canggih.

cabang olahraga panahan


Latar Belakang
Olahraga panahan sudah lama dikenal di Indonesia, olahraga ini membutuhkan sentuhan jiwa yang halus, kesabaran, keuletan, konsentrasi dan ketahanan mental yang tinggi serta memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Sehingga unsur-unsur seperti postur tubuh, teknik dasar, mekanisme gerak, mentalitas dan kondisi fisik sebagai sebuah kesatuan yang harus dimiliki oleh seorang pemanah. Seperti sebuah seni, olahraga panahan sangat kompleks tidak seperti yang kita lihat yaitu menarik, dan melepaskan panah.
Dilihat dari karakteristiknya olahraga panahan adalah melepaskan panah melalui lintasan tertentu menuju sasaran pada jarak tertentu. Apabila diperbandingkan dengan olahraga yang memerlukan gerak statis atau suatu keterampilan tertutup lainnya seperti cabang olahraga menembak, perbedaan panahan dengan menembak terletak pada jenis kekuatan dorongannya.
Pada menembak kekuatan dorongan diperoleh dari ledakan alat itu sendiri, sedangkan pada panahan kekuatan dorongan sangat tergantung pada energi atau tenaga yang timbul karena tarikan atau rentangan pemanah terhadap busur, dimana energi yang diperoleh dari rentangan diubah menjadi daya dorong pada waktu panah dilepaskan. Oleh karena itu penggunaan alat tersebut memerlukan kekuatan dan daya tahan otot-otot tertentu terutama untuk menarik busur.
Dalam olahraga panahan atau olahraga lainnya, atlet sangat dituntut untuk menampilkan penampilan terbaiknya. Nampaknya ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi atlet yang tidak terlatih, bahkan atlet terlatih pun seringkali mengalami kesulitan.

Olahraga Pilihan
Olahraga panahan dikatakan sebagai suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Olahraga panahan dilihat dari segi biomekanik terdapat pada klasifikasi keterampilan yaitu melontarkan objek untuk mencapai ketepatan maksimum. Kemudian, ditinjau dari segi belajar motorik (motor learning) panahan merupakan bagian dari keterampilan tertutup yaitu suatu keterampilan yang stimulusnya tidak dapat berubah.
Setiap individu menginginkan sebuah hasil dari suatu proses latihan yang panjang. Hal ini digambarkan sebagai tolak ukur dalam menilai keterampilan atau kemampuan individu tersebut. Dalam olahraga, hasil atau tujuan yang dicapai disebut prestasi. Menurut Poerwadarminta, prestasi dikatakan sebagai hasil yang telah dicapai atau dilakukan dikerjakan dan sebagainya.
Dalam cabang olahraga panahan selain membutuhkan kondisi fisik yang prima seorang pemanah harus pula menguasai teknik dasar memanah yang baik dan benar agar dapat mencapai prestasi optimal. Seorang pemanah dikatakan memiliki kondisi fisik yang prima, jika ia memiliki daya tahan serta kekuatan otot yang dipergunakan langsung dalam memanah. Berikut ini disajikan sembilan langkah teknik dasar untuk pemanah pemula, yaitu:

1. Sikap Berdiri (stand)
Sikap berdiri (stand), menurut Damiri, “Sikap/posisi kaki pada lantai atau tanah. Sikap berdiri yang baik ditandai oleh: (1) titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki/tungkai secara seimbang, (2) tubuh tegak, tidak condong ke depan atau ke belakang, ke samping kanan ataupun ke samping kiri.” Terdapat empat macam sikap kaki dalam panahan, yaitu open stand, square stand, close stand, dan oblique stand, yang kebanyakan dipakai oleh pemanah pemula adalah sikap square stand atau sikap sejajar.

2. Memasang Ekor Panah (nocking)
Memasang ekor anak panah (nocking), menurut Damiri, “Gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ke tempat anak panah (nocking point) pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran anak panah (arrow rest). Kemudian diikuti dengan menempatkan jari-jari penarik pada tali dan siap menarik tali.” Memasang ekor panah dalam olahraga panahan bisa menjadi fatal apabila salah penempatan baik terlalu atas ataupun terlalu bawah, maka perlu untuk memperhatikan kembali apakah anak panah yang dipasang sudah lurus tersandar di busur ataukah belum.

3. Mengangkat Lengan Busur (extend)
Mengangkat lengan busur (extend), menurut Damiri, “Gerakan mengangkat lengan penahan busur (bow arm) setinggi bahu dan tangan penarik tali siap untuk menarik tali.” Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu lengan penahan busur rileks, tali ditarik oleh tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.Tali ditempatkan atau lebih tepatnya diletakkan pada ruas-ruas jari pertama, dan tekanan busur terhadap telapak tangan penahan busur ditengah-tengah titik V, yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk (lengan penahan busur), 

4. Menarik Tali Busur (drawing)
Menarik tali busur (drawing), menurut Damiri, “Gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir dan atau hidung. Kemudian dilanjutkan dengan menjangkarkan tangan penarik tali di dagu.” Ada tiga fase gerakan menarik, yaitu pre-draw, primary draw dan secondary draw. Pre-draw adalah gerakan tarikan awal. Pada saat ini sendi bahu, sendi siku dan sendi pergelangan tangan telah dikunci. Primary-draw atau tarikan utama adalah gerakan tarikan dari posisi pre-draw sampai tali menyentuh atau menempel dan sedikit menekan atau mengetat pada bagian dagu, bibir dan hidung dan berakhir pada posisi penjangkaran. Secondary-draw atau tarikan kedua adalah gerakan menahan tarikan pada posisi penjangkaran sampai melepas tali (release).
Didalam buku penataran pelatih program pembinaan cabang olahraga panahan tingkat SD dan SLTP yang dipergunakan untuk menarik adalah: jari, punggung telapak (wirst), dan lengan bawah. Ketiga bagian ini pada posisi lurus kemudian lengan atas selanjutnya bahu dan otot belakang. Kebanyakan pemanah-pemanah pemula hanya menggunakan jari-jari saja, kebanyakan mereka tidak menggunakan otot-otot yang seharusnya dipergunakan

5. Menjangkarkan Lengan Penarik (anchoring)
Menjangkarkan lengan penarik (anchoring), menurut Damiri, “Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu.” Hal yang harus diperhatikan, yaitu tempat penjangkaran tangan penarik tali harus tetap sama dan kokoh menempel di bawah dagu, dan harus memungkinkan terlihatnya bayangan tali pada busur (string alignment). Ada dua jenis penjangkaran, yaitu penjangkaran di tengah dan penjangkaran di samping. Pada penjangkaran di tengah, tali menyentuh pada bagian tengah dagu, bibir dan hidung serta tangan penarik menempel di bawah dagu. Pada penjangkaran di samping, tali menyentuh pada bagian samping dagu, bibir dan hidung, serta tangan penarik menempel di bawah dagu.

6. Menahan Sikap Panahan (tighten)
Menahan sikap panahan (tighten), menurut Damiri, adalah: Suatu keadaan menahan sikap panahan beberapa saat, setelah penjangkaran dan sebelum anak panah dilepas. Pada saat ini otot-otot lengan penahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi agar sikap panahan tidak berubah. Bersamaan dengan itu pemanah melakukan pembidikan. Jadi pada saat membidik, sikap pemanah harus tetap dipertahankan.

7. Membidik (Aiming)
Membidik (aiming), menurut Damiri: “Gerakan mengarahkan atau menempelkan titik alat pembidik (visir) pada tengah sasaran/titik sasaran.” Pada posisi membidik, posisi badan dari pemanah diharapkan tidak berubah, kemudian pemanah tidak hanya fokus kepada sasaran tetapi diutamakan pada teknik, dengan kondisi badan yang relaks fokus akan lebih baik.

8. Melepas Tali/Panah (release)
Melepas tali/panah (release), menurut Damiri: “Gerakan melepas tali busur, dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali.” Ada dua cara melepaskan anak panah, yaitu dead release dan active release. Pada dead release setelah tali lepas, tangan penarik tali tetap menempel pada dagu seperti sebelum tali lepas. Pada active release, setelah tali lepas tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah.
Pelepasan anak panah yang baik diperlukan untuk memberikan kekuatan penuh dari tali terhadap panah dalam setiap melepaskan panah yang diinginkan dan untuk mencegah getaran tali yang tidak diperlukan, yang akan menyebabkan panah berputar. Kesalahan sedikit apapun pada saat melepaskan anak panah, mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap sasaran. 

9. Menahan Sikap Panahan (after hold)
Menahan sikap panahan (after hold), menurut Damiri, “Suatu tindakan untuk mempertahankan sikap panahan sesaat (beberapa detik) setelah anak panah meninggalkan busur. Tindakan ini dimaksudkan untuk memudahkan pengontrolan gerak panahan yang dilakukan.” 
Di dalam buku penataran pelatih program pembinaan cabang olahraga panahan tingkat SD dan SLTP after hold adalah Tangan busur tetap terentang pada posisi semula lurus kearah sasaran dan tetap ditahan hingga dua detik setelah panah menyentuh permukaan sasaran
Perlu diketahui bahwa otot-otot lengan yang bekerja dalam olahraga panahan terdiri dari tiga bagian yaitu otot lengan bagian atas, otot lengan bagian bawah dan otot–otot tangan. Sedangkan otot-otot yang bekerja dominan adalah otot lengan seperti otot tricep brachii,deltoids dan otot bicep brachii. Otot-otot yang disebutkan, diperkuat oleh Hardianto Wibowo di dalam bukunya seperti dijelaskan sebagai berikut : 
A. Otot lengan bagian atas
1. otot-otot ventralis disebut otot bagian atas (fleksi)
2. otot-otot dorsalis atau kedang (ekstensi)
  •  m. deltoids
  •  m. bicep brachii
  •  m. tricep brachii

B. Otot lengan bagian bawah
  •  Otot-otot ventralis
  •  Otot-otot radialis
  •  Otot-otot Dorsalis

C. Otot tangan 
1. Otot-otot tenar/ ibu jari/ bagian Lateral
  •  M. abduktor pollisis bervis
  •  M. opponeus pollisis
  •  M. flexor pollisis
  •  M. abduktor pillisis

2. Otot-otot hipotenar/ kelingking/ bagian medial
  •  m. palmoris brevis
  •  m. abductor digiti quinti
  •  m. flexor digiti quinti
  •  m. opponeus digiti quinti

3. Otot-otot bagaian dalam lengan/ bagian tengah
  •  m. lumbrikales
  •  m. interossesi dorsalis
  •  m. interossesi volaris 

C. ANALISIS BIOMEKANIK TEKNIK RELEASE DALAM PANAHAN
1. Poros Gerak Dalam Panahan 
Teknik memanah yang benar terkait erat dengan segi anatomi dan mekanika gerak. Dengan mekanika gerak, akan memungkinkan terciptanya keajegan (consistency) yang baik.
Mekanika gerak yang terkait dalam olahraga panahan adalah dua poros (axis) gerak. Dua poros gerak tersebut adalah: poros I dan poros II. Poros I (satu) adalah sikap bahu dan sikap lengan penahan busur (bow hand) satu garis lurus. Sedangkan poros II (dua) adalah sikap bahu dan sikap lengan penahan busur (draw hand) satu garis lurus.

2. Hukum Newton
Hukum Newton I sebagaimana dirumuskan oleh Sir Isaac Newton (1642-1772) adalah: “Sebuah benda terus dalam keadaan diam atau terus bergerak dengan kelajuan tetap, kecuali jika ada gaya luar yang memaksa benda tersebut mengubah keadaan.” Hukum I Newton juga menggambarkan sifat benda yang selalu mempertahankan keadaan diam atau keadaan bergeraknya yang dinamakan inersia atau kelembaman. Oleh karena itu, Hukum I Newton dikenal juga dengan sebutan Hukum Kelembaman. Hukum ini mulai diterapkan dari mulai menarik busur, terutama dari sikap set up. Pemanah tidak bisa hanya menggunakan otot bagian belakang saja dalam menarik, tetapi harus menggunakan lengan atas dan tangan penarik dengan baik. Bagaimanapun juga, jika pemanah secara kontinu menarik, berarti melepas posisi holding, dimana kita butuh transfer ketegangan yang memungkinkan dari lengan atas dan tangan penarik ke otot bagian belakang. Oleh karena itu, jika holding tidak tercapai, tidak ada transfer ketegangan yang bisa terjadi. Selama fase transfer, otot punggung secara kontinu menggerakkan scapula kearah tulang belakang, ketika ketegangan dari lengan atas dan tangan penarik telah ditransfer. Hukum inertia hanya diterapkan dari posisi holding. Scapulae bergerak mendekat tulang belakang yang menyebabkan dada membuka dan tidak berlebihan, ini penting supaya anak panah terjadi klik.
Hukum Newton II berbunyi: “Benda akan mengalami percepatan jika ada gaya yang bekerja pada benda tersebut dimana gaya ini sebanding dengan suatu konstanta (massa) dan percepatan benda”. Maksudnya, makin besar percepatan makin besar pula kekuatannya, makin kecil percepatan makin kecil pula kekuatannya. Hukum ini akan menerapkan momentum dari memulai gerakan menarik. Dengan demikian lebih baik menarik yang cepat dan dalam garis lurus kira-kira 2-3 inchi di bawah dagu.
Hukum Newton III berbunyi: “Dua benda yang berinteraksi akan timbul gaya pada masing-masing benda yang arahnya berlawanan arah dan besarnya sama”. Dalam hukum ini dijelaskan mengenai aksi dan reaksi. Dimana pada saat proses release, aksi yang diberikan ialah pada saat otot-otot scapula bekerja menarik tali kebelakang yang menghasilkan suatu reaksi yang disebut proses klicking, sehingga membuat anak panah terlepas dari busur.

3. Prinsip Gaya Horizontal dan Vertikal
Dalam proses release, juga menuntut adanya keseimbangan statis yang harus dipertahankan selama menembak. Keseimbangan yang baik dan sesuai dengan biomekanik, dapat membuat pemanah melakukan teknik yang baik dan membuat sedikit upaya dari otot yang terlibat dalam gerakan tersebut. Posisi tubuh yang tepat akan menghasilkan sedikit keteganang pada tubuh, sehingga sikap holding dan aiming dapat dicapai dalam proses release. Pendistribusian berat badan merupakan komponen yang sangat penting pada pendistribusian gaya vertikal dan horizontal.
Hubungan langsung dan secara proporsional antara gaya vertikal dan horizontal dalam panahan tidak dapat ditunjukkan dengan menggunakan gaya yang tepat. Bagaimanapun juga, dengan postur yang benar dan seimbang, kita bisa lebih kuat mengembangkan gaya yang lebih bermanfaat, sehingga bisa mencapai stabilitas yang lebih baik.

4. Force
Force/gaya yang di gunakan dalam proses release adalah gaya internal (tekan) / internal forces terutama saat scapulae dan sikut pada lengan kanan menarik kebelakang. 
Vector/arah gaya terjadi pada saat gerakan sikut lengan kanan melakukan gerakan kebelakang baik pada saat menarik tali busur sampai melepaskan anak panah. 
External Forces/tenaga dari luar, Dari awalan sampai proses release, Di luar tubuh, Hambatan udara dan gravitasi juga berpengaruh pada saat melakukan gerakan.